Akhlak
kepada Allah :
1.
Allah
uji dengan sakit dan miskin, kita sabar. Jadi kalau orang itu diuji oleh Allah,
dia tidak sabar, sebenarnya dia kurang ajar dengan Allah.
2.
Kalau
Allah tentukan suatu ketentuan kepada kita, kita mencari rezeki tapi dapat
sedikit mesti redha. Sudah belajar sungguh-sungguh tapi tak lulus, mesti redha.
Ingin jadi kaya, tapi Allah tentukan miskin juga, mesti redha. Redha menerima
ketentuan dari Allah, itu akhlak. Jadi kalau orang tak redha dengan ketentuan
Allah artinya orang itu kurang ajar, biadab dengan Allah.
3.
Merasa
takut, gerun, cinta, malu, rasa selalu diawasi itu adalah akhlak kepada Allah.
Kalau orang senantiasa terasa Allah mengawasi dia, malu kepada Allah, malu
untuk buat jahat.
Akhlak
kita kepada sesama manusia :
- Lemah lembut
- Pemurah
- Kasih sayang
Tidak
ada hasad dengki dengan orang, tidak pendendam, tidak pemarah, itu akhlak.
Kita
beribadah untuk melahirkan akhlak. Jadi akhlak dalam ajaran Islam kalau
dinisbahkan sebatang pohon untuk merupakan buah.
Kalau
seorang itu hanya dapat menegakkan aqidah dalam dirinya, tapi tidak berbuat,
tidak melaksanakan atau orang hanya sekedar beraqidah tapi tidak melaksanakan
perintah Allah, kalau dinisbahkan pohon adalah pohon yang baru ada akar
tunjang. Belum dapat bermanfaat kepada kita. Setelah beraqidah, ada yang shalat
saja, zakat dan puasa tak buat, fardhu kifayah tak buat, kalau nisbah kepada
pohon tadi, pohon yang hanya ada akar tunjang dan batang, belum sempurna juga.
Ada yang rukun Islamnya beres, fardhu kifayah tak buat, ibadah sunat tak buat
dan seterusnya, orang yang seperti itu ibarat pohon yang belum sempurna.
Sebagian orang dapat melaksanakan perkara sunat walaupun tak penuh, yang mubah
dapat sedikit banyak dijadikan ibadah, orang yang seperti itu kalau ibarat
pohon, sudah ada sedikit daun, sedikit bunga, tapi buah belum ada. Kalau sudah
memiliki beberapa akhlak yang baik dalam Islam, kalau dinisbahkan pohon maka
sudah ada buah. Pohon itu sudah sempurna, sudah lengkap, hanya saja belum
rimbun dan belum subur.